PS GPIB ke - IV (1955 - Jakarta)

Persidangan
PS GPIB ke - IV (1955 - Jakarta)

Waktu
1 - 7 Mei 1955

Tempat
Gereja Paulus

Alamat
Jalan Taman Sunda Kelapa No. 12 Jakarta 10310

Peserta Persidangan
Sidang dihadiri oleh 42 peserta yang terdiri dari unsur Majelis Sinode dan enam klasis (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan, Sumatra Utara, Sumtra Selatan, tanpa Klasis Bangka Belitung Riau).

Situasi
- Hubungan Ibdonesi - Belanda yang renggang berkaitan dengan masalah Irian Barat. Pendeta Belanda meninggalkan Indonesia.

Pokok Bahasan

- Ketegangan yang berlangsung selama 7 tahun (1948-1955) mendapat perhatian penuh dalam Pesidangan Sinode IV.

- Persidangan menerima dan menetapkan konsep Peraturan Setempat tentang Jemaat dan Pemilihan anggota Majelis Jemaat (Melengkapi Tata Gereja tahun 1948). Peraturan ini digunakan sebagai peraturan sementara hingga persidangan berikut.

- Liturgi / Tata Ibadah GPIB

- Peningkatan hubungan  dengan gereja lain dalam rangka pelaksanaan Gerakan Oikumene di Indonesia.

- Pelayanan di Angkatan Perang / ABRI

- Membahas persoalan yang terjadi Makassar mengenai berdirinya DJMIM (Djemaat Masehi Indjili Minahasa).

Majelis Sinode

Majelis Sinode GPIB IV Masa Bakti 1955-1958

Ketua               : Ds. C.Ch. Kainama

Wakil Ketua    : Ds. A.K. de Groot

Sekretaris Bhs Belanda : Ds. W.A. Ginsel

Sekretaris Bhs Indonesia : Ds. D.F. Sahulata

Bendahara        : Penatua J.J. Leimena

Anggota             : Ds. B.A. Supit

Penasihat Tetap : Ds. R.M. Luntungan

Penasihat Tetap : Penatua Mr. Ph. J. Sigar

***
Tentang Tata Ibadah :

Pada tahun 1955, Persidangan Sinode GPIB antara lain membahas Liturgi GPIB pada Hari Minggu. Liturgi yang digunakan pada masa pelayanan GPI mengalami penyesuaian.

Unsur- unsur liturgi tersebut terdiri dari:

a. Nyanyian Jemaat
b. Votum dan Salam
c. Nas Pembimbing
d. Nyanyian
e. Hukum Taurat atau Hukum Kasih
f. Pengakuan Dosa
g. Nyanyian dan Berita Anugerah
h. Pelayanan Firman/Sakramen
i. Pengakuan Iman Rasuli
j. Doa Syafaat
k. Nyanyian yang mengiringi persembahan syukur
l. Doa persembahan
m. Warta Jemaat,
n. Nyanyian penutup dan
o. Berkat.

Tata Ibadah seperti inilah yang diberlakukan di semua Jemaat GPIB. Adapun nyanyian yang digunakan adalah dari buku Nyanyian Mazmur dan Nyanyian Rohani, gubahan I.S. Kijne.
Alkitab terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (yang berdiri secara formal kelembagaan tahun 1954) digunakan sebagai dasar dan patokan untuk semua bentuk dan jenis pelayanan termasuk Ibadah Minggu.
Isi dan bentuk khotbah disampaikan sangat tergantung dari latar belakang pendidikan teologi di mana para pendeta dididik.
Pada dasarnya, isi Alkitab yang disampaikan dengan metode penafsiran yang dikembangkan untuk memelihara iman warga jemaat.

Tata Ibadah 1955 digunakan sampai peninjauan kembali oleh Persidangan Sinode GPIB XII tahun 1978.

Peta Loksi dan Street View :






Posting Komentar

0 Komentar