PS Am III GPI (1948 - Bogor)

Buku :"Arsip Pengurus Gereja Protestan di Hindia-Belanda / Indonesia (GPI) 1844 - 1950" ditulis oleh Dr. Hendrik E. Niemeijer. Diterbitkan tahun 2010 oleh Arsip Nasional Republik Indonesia bekerja sama dengan Gereja Protestan di Indonesia (GPI).

Persidangan
Persidangan Sinode Am III GPI (1948 - Bogor)

Waktu
30 Mei - 10 Juni 1948

Tempat
Koningin Wilhelmina Kerk Buitenzorg (sekarang GPIB "Zebaoth" Bogor)

Alamat
Jl. Ir. H. Juanda No. 3 Bogor 16122

***
PENDAHULUAN

Sejak tahun 1948, setiap tanggal 31 Oktober diperingati oleh warga GPIB sebagai Hari Ulang Tahun GPIB. Sebagai salah satu gereja di Indonesia, kehadiran GPIB tidak terlepas dari Gereja Protestan di Hindia Belanda  (De Protestantse Kerk in Nederlands Indie - PKNI) pada abad 19 dan paruh pertama abad 20 yang melanjutkan pelayanan Gereja Gereformeerd pada masa VOC pada abad ke 17 dan 18.

Dalam tayangan pada laman ini ditampilkan sekilas info yang dihimpun dari dokumentasi tentang GPIB khususnya mengenai Persidangan Sinode GPIB.

Informasi selengkapnya mengenai GPIB dan sejarahnya dapat dibaca pada buku-buku yang ditulis oleh pendeta GPIB  (Laman ini juga menggunakan informasi dari buku2 ini, mohon kiranya diizinkan sebagai referensi, terima kasih), antara lain :

Buku BAHTERA GUNA DHARMA GPIB ditulis oleh Penatua Dr. S.W. Lontoh dan Pendeta Hallie Jonathans, S.Th. yang diterbitkan pada tahun 1981 (edisi revisi tahun 2013).


Kemudian buku-buku yang ditulis oleh Dr. Hendrik E. Niemeiyer, Pendeta Hendrik Ongirwalu, M.Th.  mengenai sejarah Gereja Protestan di Hindia Belanda (PKNI) dan sejarah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB).

Pendeta D.R. Maitimoe menulis tentang JEMAAT MISIONER.

Data Pendeta GPIB dan Jemaat GPIB 1948-2008 dapat dibaca pada buku yang ditulis oleh Pdt. Henry Jacob pada tahun 2008.

Mengenai sejarah gereja di Indonesia dapat dibaca buku yang ditulis oleh Dr. Th. van den End (RAGI CARITA).

Sumber informasi yang penting lainnya adalah Buku Hasil Persidangan Sinode GPIB dan tentunya informasi dari para pendeta  yang mengikuti persidangan - persidangan GPIB.

Dalam rangka memperingati 70 GPIB telah terbit Buku "Sejarah Perjalanan 70 tahun Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat" oleh H. Ongirwalu dan C. Wairata. (2020 - BPK Gunung Mulia).


PERSIDANGAN SINODE AM GPI

Dalam buku Bahtera Guna Dharma GPIB tercatat bahwa pada tahun 1948 terdapat 7 Klasis (53 jemaat) GPI di wilayah Indoneia bagian Barat yang tidak termasuk dalam GMIM, GPM dan GMIT yaitu :

1. Klasis Jawa Barat terdiri dari 9 Jemaat di Jakarta (*), Tanjung Priok (*), Jatinegara (*), Depok (*), Bogor (*), Cimahi(*), Bandung (*), Cirebon, Sukabumi.

2. Klasis Jawa Tengah terdiri dari 6 Jemaat di Semarang (*), Magelang, Yogyakarta, Cilacap (*) (*), Nusakambangan, Surakarta.

3. Klasis Jawa Timur terdiri dari 12 Jemaat di Madiun, Kediri, Madura, Surabaya (*), Mojokerto, Malang (*), Jember (*), Bondowoso, Banyuwangi, Singaraja, Denpasar, Mataram.

4. Klasis Sematera terdiri dari 7 Jemaat di Sabang, Kutaraja, Medan (*), Pematang Siantar, Padang, Teluk Bayur, Palembang (*).

5. Klasis Bangka (*) Riau terdiri dari 4 Jemaat di Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Muntok, Tanjung Pandan.

6. Klasis Kalimantan terdiri dari 8 Jemaat di Singkawang, Pontianak (*), Banjarmasin (*), Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Sanga-Sanga, Kotabaru.

7. Klasis Sulawesi Selatan terdiri dari 7 Jemaat di Makassar (*), Pare-Pare, Watansopeng (*), Palopo, Bone, Malino.

Tanda (*) adalah jemaat yang hadir di Persidangan Proto Sinode 1948.

Data tersebut diatas dikoreksi setelah ditemukan data dari GPI yang menyatakan bahwa jumlah jemaat yang dialihkan kepada GPIB pada tahun 1948 adalah bukan 53 jemaat melainkan  70 jemaat yang didirikan berdasarkan stutus hukum pemerintah, memiliki Majelis Jemaat dan yang diundang hadir dalam Sidang-sidang Sinode Am GPI dan Proto-Sinode GPIB (lihat Buku Sejarah Perjalanan 70 tahun GPIB).

Ke 70 jemaat  yang berada di tujuh Klasis yang terdiri atas :
  1. Klasis Jawa Barat, dengan 12 jemaat yaitu Bandung, Jakarta, Priok/Tugu, Meester Cornelis/Jatinegara, Depok, Bogor, Serang, Sukabumi, Purwakarta, Cirebon, Cimahi dan Garut.
  2. Klasis Jawa Tengah, dengan 15 jemaat, yaitu Semarang, Pati, Pekalongan, Wonosobo, Salatiga, Tegal, Yogyakarta, Purworejo, Cilacap, Nusa Kambangan, Gombong, Klaten, Surakarta, Ambarawa dan Wates.
  3. Klasis Jawa Timur, dengan 23 jemaat, yaitu Surabaya, Lawang, Blitar, Mojokerto, Kediri, Probolinggo, Lumajang, Batu, Bojonegoro, Banyuwangi, Sampang, Pamekasan, Mataram (Lombok). Madiun, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, Jember, Sumenep, Bangil, Denpasar (Bali) dan Singaraja (Bali).
  4. Klasis Kalimantan, dengan 4 jemaat, yaitu Banjarmasin, Balikpapan, Pontianak, Singkawang.
  5. Klasis Sumatra, dengan 10 jemaat, yaitu Padang, Ford de Kock (Bukit Tinggi), Tanjung Karang (Lampung), Palembang, Medan, Kutaraja (Aceh), Sabang, Pematang Siantar dan Sibolga.
  6. Klasis Bangka dan Riau, dengan 3 jemaat, uaitu Pekanbaru (Riau), Muntok dan Tanjung Pinang.
  7. Klasis Sulawesi Selatan, dengan 3 jemaat, yaitu Makassar, Bonthain dan Watansoppeng.

Perkembangan mengenai status jemaat PKNI/GPI untuk wilayah Indonesia bagian Barat dibahas dalam Persidangan Sinode AM III GPI di Bogor 30 Mei - 10 Juni 1948. Persidangan ini mempersiapkan pembentukan Gereja Bagian Mandiri ke-4 dalam lingkungan GPI.  

Sidang memberi hak kepada Badan Pekerja Am GPI untuk mengakui dan melantik Gereja Bagian Mandiri ke 4 dan membentuk Komisi untuk menyiapkan Tata Gereja dan Peraturan Gereja.

Selanjutnya Persidangan Proto Sinode dilaksanakan  25 - 31 Oktober 1948 di Jakarta yang akan mengesahkan dan meresmikan berdirinya "De Protestantsche Kerk in Westelijk Indonesia" (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat disingkat GPIB).

Peta Lokasi dan Street View




Posting Komentar

0 Komentar