06.04 GPIB Jemaat "KARUNIA" di Ciputat (BANTEN)


Nama
06.04 KARUNIA - CIPUTAT
Nama Mupel
BANTEN
Nama Jemaat
GPIB Jemaat "KARUNIA" di Ciputat
Alamat
Majelis Jemaat GPIB “KARUNIA”
Jalan Kesatriaan POLRI BRIMOB
C I P U T A T
Tanggal Pelembagaan
Pelembagaan pada IHM 2 Maret 1986, sebelumnya adalah Bajem IX GPIB Jemaat "EFFATHA".
Persekutuan umat berawal dari warga kepolisian Mobile Brigade pada tahun 1954 yang melakukan ibadah di rumah Kel. M.Kolyaan.

Jemaat ini melembagakan Sektor Pelayanan IX Bukit Nusa Indah menjadi GPIB Jemaaat "BAHTERA IMAN" pada tanggal 27 Juli 1997.
Riwayat Singkat
Sejarah Singkat GPIB Jemaat KARUNIA CIPUTAT

Berawal dari Persekutuan

Sebelum Tuhan Yesus terangkat ke sorga, Ia memerintahkan murid-murid-Nya agar tetap berkumpul di Yerusalem untuk menanti janji BapaNya (Kis. 1:4). Berawal dari perkumpulan di Yerusalem itulah firman Tuhan menyebar ke seluruh dunia, dengan kekuatan Roh Kudus. “Berkumpul” adalah kata kunci kehidupan orang Kristen, karena di mana ada dua atau tiga orang berkumpul, disitu Tuhan Yesus hadir (Mat. 18:20).

Demikianlah yang terjadi dengan GPIB Jemaat “Karunia”. Masa lalu GPIB Jemaat “Karunia” dapat ditelusuri ke belakang melalui tiga faktor, semangat untuk berkumpul, pelayanan gerejawi, dan tempat beribadah. Dengan kuasa Roh Kudus, faktor-faktor ini boleh diibaratkan tonggak-tonggak yang telah menopang kehidupan berjemaat sekelompok umat Tuhan di kawasan Ciputat dan sekitarnya di tahun 1950-an; serta kelompok persekutuan Sepolwan dan kelompok persekutuan Sandratex di kawasan Pasar Jumat pada tahun 1960-an.

1. Jemaat Mula-mula

Di tahun 1950-an usia Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) relatif masih muda, diperlukan peletakan dasar-dasar struktur kenegaraan dan pembangunan birokrasi pemerintahaan, baik di kalangan sipil maupun militer. Pada masa itu, berbagai komponen bangsa baik masyarakat, sipil maupun militer, dari berbagai latar belakang kesukuan, adat-istiadat, budaya, dan agama, berjuang bersama-sama, bahu-membahu membangun Indonesia dalam wadah Negara kesatuan yang berdasarkan keanekaragaman, Bhineka Tunggal Ika.

Perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional bangsa ini ikut pula melibatkan anak-anak Tuhan (orang Kristen) dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk mereka yang berkarir di bidang kepolisian, khususnya satuan Mobil Brigade (Mobrig) yang sekarang dikenal dengan nama Brigade Mobil (Brimob). Salah satunya adalah Mobrig Kompi 5160 DKN – singkatan dari Djawatan Kepolisian Negara – yang menempati Asrama Mobrig di Ciputat, yang kini bernama lengkap Asrama Polisi Satbrimob, Detasemen C – Pelopor, Polda Metro Jaya. Pada tahun 1954 terdapat sejumlah anggota Mobrig yang beragama Kristen di asrama itu, baik yang sudah berkeluarga maupun yang belum. Mereka berasal dari berbagai suku dan denominasi gereja.

Berkumpulnya anak-anak Tuhan di Asrama Mobrig bukanlah suatu kebetulan, melainkan pekerjaan Tuhan sendiri. Tuhanlah yang telah menyatukan anggota-anggota brimob muda dan keluarganya itu dalam satu kompi kepolisian, dan menempatkan pada lingkungan perumahaan yang sama, Asrama Mobrig Ciputat, kemudian Tuhan pulalah yang membangkitkan kerinduan dalam jiwa mereka untuk membangun persekutuan imani yang tidak mereka pikirkan; akan menjadi salah satu obor Tuhan di wilayah Ciputat dan sekitarnya. Benarlah kata Rasul Paulus, “ …sungguh tak terselami jalan-jalanNya! “ (Roma 11:33). Sungguh luar biasa rencana Tuhan, tidak terjangkau akal pikiran manusia. Betapa tidak. Tuhan telah bekerja di balik kebijakan pemerintah.

Di bawah koordinasi bapak M. Kolyaan, selaku Pusat Kerohanian (Pusroh) Protestan untuk Kompi 5160 Mobrig – DKN pada waktu itu, kerinduan bersekutu umat Kristen April 1954 dalam bentuk Ibadah Minggu di rumah keluarga bapak M. Kolyaan. (sekarang Pool PPD – Ciputat). Ketika itu berkumpul sekitar 30-an kepala keluarga (KK), baik yang berdomisili di Asrama Mobrig maupun di sekitar kompleks asrama. Kepala Keluarga yang dimaksud antara lain :

1. Laisina
2. Jamlaay

3. M. Kolyaan
4. Leihitu
5. Rihi
6. Labetubun
7. Marlisa
8. Nale
9. S. P . Ondauw
10. Subleli
11. Philip Bagi 
12. Dimu 
13. J. Pau Adu
14. Bilung
15. A Ngau
16. Sitorus

17. Nasution 
18. Hutasoit
19. Pit Taihatu
20. Pit Bulan
21. M. Simanjuntak
22. Marudin S.
23. K. Sihombing

24. Frans Mawi
25. Dompit
26. Ririhena
27. P. H. L. Gaol
28. Renwaren
29. K. Sulasmo
30. J. Rahakratat

Mereka bagaikan benih yang ditabur Sang Terang Dunia di tanah Ciputat, terus bertunas sejak terbentuk dan dimulainya persekutuan Kristen di rumah keluarga M. Kolyaan. Tanggal 5 April 1954 menjadi titik awal perjalanan sejarah GPIB Jemaat “Karunia”. Semenjak itu, ibadah persekutuan terus bergulir dari rumah ke rumah secara bergantian.

2. Mendapat Pelayanan Gerejawi

Lokasi Asrama Mobrig waktu itu seakan-akan terisolir dari dunia luar, karena masih dikelilingi kebun karet, tidak ada penerangan jalan, dan jalan penghubung masih dalam kondisi rusak berat. Puji Tuhan, walaupun dalam kondisi yang terisolir, masih ada pendeta yang bersedia dan “merasa terpanggil” untuk datang melayani, yaitu Pdt. Gabriel (senior) dari Gereja Zending Sampur Tanjung Priok. Sungguh mengherankan, bagaimana Tuhan mengutus seorang hambaNya dari gereja zending yang berada di ujung utara Kota Jakarta, untuk melayani “segelintir” orang Kristen yang jauh berada di ujung selatan Kota Jakarta.

Dari Mei – Oktober 1954, Pdt. Gabriel menempuh perjalanan lebih dari 65 km, atau total 130 km pergi – pulang setiap kali melayani kelompok kecil persekutuan di Ciputat. Walaupun tidak setiap hari Minggu, namun perlu diingat, kejadian 56 tahun yang lalu, bagaimana suasana transportasinya, di mana peristiwa itu terjadi pada “jaman delman”. Hambatan jarak tentu saja berpengaruh pada kelancaran pelayanan Pdt. Gabriel, sehingga tidak berjalan mulus.

Pada bulan November 1954, Pdt. Gabriel tidak lagi melayani di Asrama Mobrig. Sebelum mengakhiri masa pelayanannya di Asrama Mobrig, Pdt. Gabriel menyarankan agar kelompok persekutuan di Asrama Mobrig menghubungi gereja terdekat untuk melanjutkan pelayanan beliau. Demi mengatasi masalah pelayanan dan juga memberi status pada kelompok persekutuan Asrama Mobrig, kelompok tersebut kemudian melakukan pendekatan kepada Majelis Jemaat GPIB Jemaat “Effatha” – yang berlokasi di Blok M Jakarta – agar dapat melayani persekutuan mereka, karena gereja itulah yang terdekat dari kawasan Ciputat pada waktu itu.

Puji Syukur kepada Tuhan, Majelis Jemaat GPIB Effatha menyambut dengan tangan terbuka, dan mengabulkan permintaan kelompok persekutuan di Asrama Mobrig Ciputat. Langkah pertama yang dilakukan GPIB Jemaat Effatha adalah mengirim Pnt. S.A. Polii untuk melayani persekutuan di Asrama Mobrig Ciputat. Oleh karena itu pada bulan November 1954, persekutuan keluarga Kristen Protestan di Asrama Mobrig Ciputat dan sekitarnya menjadi bagian wilayah pelayanan GPIB Jemaat Effatha.

Setelah masa pelayanan Pnt. S.A. Polii selesai, pelayanan selanjutnya diserahkan kepada Pnt. Sihasale. Kedua penatua inilah yang memelihara dan merawat embrio GPIB Jemaat Karunia. Inilah peristiwa yang mengawali hubungan kerohanian, organisasional dan emosional antara Asrama Mobrig dan GPIB Jemaat Effatha.

Semenjak kehadiran Pnt. S.A. Polii dan Pnt. Sihasale, Ibadah Hari Minggu dan Ibadah Keluarga berlangsung secara rutin dan mendapat dukungan penuh GPIB Jemaat Effatha DKI Jakarta Selatan. Untuk memperkuat persekutuan ini, Tuhan mengutus beberapa perwira rohani dan instansi Bina Rohani dan Mental (Binrohtal) Komdak VII Jaya, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) agar ikut membantu kelangsungan persekutuan di Asrama Mobrig. Tercatat nama-nama pelayan firman dari Polri (1962-1972) :

Bapak Kamagi, Bapak Ngadang, Bapak Oroh, Pdt. M. C. Nubi, Pdt. S. P. G. Munthe, dan Pdt. Ester. Perwira-perwira rohani ini bisa berkumpul di asrama tersebut, karena pada tahun 1960 asrama itu dijadikan Markas Batalion 131 Mobrig Polri dan juga basis Kompi A battalion tersebut. Momentum berkumpulnya keenam rohaniawan Kristen Polri ini tentu karena pekerjaan Tuhan, yang menugaskan mereka bersama-sama dengan Majelis Jemaat GPIB Effatha, selama sepuluh tahun, untuk meletakkan fondasi keimanan bagi pertumbuhan warga Jemaat di Ciputat.

Melihat perkembangan yang ada saat itu, untuk pertama kalinya GPIB Jemaat Effatha meneguhkan dan menetapkan Dkn. S. P. Ondauw dan Dkn. M. Haro, yang juga berasal dari persekutuan itu sendiri, untuk melayani anggota jemaat Ciputat dan sekitarnya.

3. Tempat Ibadah Berpindah-Pindah

Oleh karena belum memiki tempat peribadahan yang tetap, sehingga peribadahan pun dilaksanakan berpindah-pindah. Tuhan lalu menggerakkan hati Kepala Asrama Kompi 5160 Mobrig – DKN untuk mengizinkan kegiatan Ibadah Hari Minggu berlangsung di ruang kantin dan sempat dipindahkan ke ruangan kantor Kompi 5160 Mobrig – DKN. Kemudian kegiatan peribadahan dipindahkan lagi ke garasi (sekarang barak yang menghadap ke lapangan utara sepakbola), lalu Taman Kanak-Kanan (sekarang Masjid), dan akhirnya ke sebuah ruangan bekas gudang beras (sekarang lapangan futsal Asrama Satbrimob Ciputat). Namun, suatu ketika gudang beras tempat ibadah itu roboh diterpa angina kencang. Peristiwa ini tidak menyurutkan semangat anggota jemaat untuk beribadah, walaupun saat itu (periode tahun 1968-1970) jumlah mereka tinggal 9 KK, yaitu keluarga M. Kolyaan, Philip Bagi, J. Pau Adu, K. Sulasmo, J. Rahakratat, M. Simanjuntak, A. Sinaga, M. Haro, dan P. H. L. Gaol. Kelompok yang jumlahnya berkurang itu bahkan lebih bersemangat, untuk memperoleh tempat ibadah yang tetap. Syukur kepada Tuhan, Bapak M. Kolyaan dan keluarga merelakan rumahnya yang terletak di Kampung Duren (kini pool PPD di Jalan R.E. Martadinata) untuk tempat sementara ibadah persekutuan, kemudian berpindah lagi ke rumah beliau yang lain, yang sekarang menjadi gedung gereja GPIB Jemaat Karunia.

Dikutip dari buku Kisah Perjalanan GPIB Jemaat "Karunia" (Dulu, Kini, dan Masa Depan) , Cetakan tahun 2011.
Ketua Majelis Jemaat
2015 - Pdt. IRDIAN SOELISTYANTORO, S.Th

Agustus 2018 - Pdt. Ny. SARAH MARTHA YULIANA TAHITU-HENGKESA, S.Ag, M.Pd.K (mutasi dari GPIB Jemaat “GIBEON” Jakarta Selatan)

Pdt. HENOCH DEOGLORIANTO MATULAPELWA, S.Th. (2019 mutasi sebagai Pendeta Pelayanan Umum).

 
Pendeta Jemaat
2015 -  Pdt. ADOLFI HERPAULI SUMENDAP, S.Th.

2019 - Pdt. TIMOTIUS SUSILO, S.Ag., M.Min. (sebelumnya adalah KMJ GPIB Jemaat "HARAPAN KASIH"  Bekasi).   
                   

Peta Lokasi :

  


Street View :



Pendeta yang pernah melayani antara lain
Ketua Majelis Jemaat

1986 - 1989  Pdt. JOHNNY ANTHONIUS ASSA, S.Th
1989 - 1993  Pdt. Drs. JANTJE BENNY WELLY KOKALI, Sm.Pak, SH
1990 - 1994  Pdt. YOHANES VIVERE PERICOLOSO PALAR, S.Th
1992 - 1997  Pdt. JAN FERDINAND UNSULANGI, B.Th
1993 - 1997  Pdt. JACOB JACOBUS TOMALUWENG, S.Th
1997 - 1997  Pdt. MARKUS IMMANUEL PINGAK, M.Si
1997 - 2001  Pdt. PAULUS LUKAS SIAHAINENIA, S.Th
1999 - 2002  Pdt. PAULUS KARISO RUMAMBI, M.Si
2001 -  2006  Pdt. ARPELLES FRANS LAPUDOOH, S.Th, SH
2006              Pdt. PAULUS KARISO RUMAMBI, M.Si

Pendeta Jemaat
1992 - 1993  Pdt. JOHANA NIRAHUA
1993 - 1997  Pdt. TRIS YOLANDA NUGRAHAPUTRA - KOAGOW, S.Th
1997 - 2002  Pdt. Ny. LINDA RUMITANG MANATUR SAIYA - SIAGIAN, S.Th
2002 - 2006  Pdt. MARKUS FRITS MANUHUTU, M.Th
2006             Pdt. PAUL ADRIAN J. WANEY, Th.M, MA

Vikaris
1998 - 2000  Vik. DEVI OKTAVIANITA DANTJIE, S.Th / Peneguhan Pendeta
1999 - 2000  Vik. ANGELA CAROLINA WENDY KAKERISSA, S.Th

Posting Komentar

0 Komentar